Dalam tubuh organisasi PMII Rayon Psikologi dan Kesehatan, Biro Keagamaan dan Kebudayaan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga nilai-nilai spiritual serta melestarikan warisan budaya keislaman yang telah diwariskan oleh para Ulama. Biro ini menjadi penjaga ruh organisasi, menghadirkan keseimbangan antara intelektualitas dan spiritualitas dalam kehidupan kader. Di tengah derasnya arus modernisasi dan tantangan zaman, biro ini menjadi pengingat akan pentingnya kembali pada nilai-nilai dasar ajaran Islam yang ramah, santun, dan menjunjung tinggi kemanusiaan.
Fokus utama biro ini adalah menumbuhkan dan memperkuat gerakan spiritual yang berbasis pada ajaran Islam, khususnya yang berpahamkan Ahlussunnah wal-Jama'ah (ASWAJA). Dalam praktiknya, biro ini menghidupkan tradisi-tradisi keagamaan yang telah lama dijalankan oleh para Ulama, seperti tahlilan, maulid nabi, doa bersama, dan kegiatan-kegiatan ibadah kolektif lainnya. Semua kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk ritual keagamaan, tetapi juga sebagai media perekat antar kader, serta penguat nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial.
Kader PMII didorong untuk tidak hanya memahami Islam secara tekstual, tetapi juga secara kontekstual, melalui pendekatan yang moderat dan toleran. Biro Keagamaan dan Kebudayaan tidak hanya menjadi fasilitator kegiatan ibadah, melainkan juga ruang edukasi untuk memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Melalui diskusi keagamaan, pengajian, dan pelatihan dakwah, biro ini membentuk kader yang tidak hanya saleh secara pribadi, tetapi juga mampu menyebarkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sosialnya.
Selain aspek keagamaan, biro ini juga bertanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan budaya lokal yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Melestarikan budaya bukan berarti mempertahankan hal yang kuno, tetapi menjadikannya sebagai identitas dan kekuatan sosial yang menyatu dengan nilai keislaman. Dengan begitu, biro ini menjadi ruang perjumpaan antara iman dan budaya, antara tradisi dan kemajuan, serta antara spiritualitas dan keberagaman. Di sinilah PMII menunjukkan wajah Islam yang berakar pada nilai-nilai lokal sekaligus terbuka terhadap perubahan.