Di antara berbagai biro yang ada dalam struktur PMII Rayon Psikologi dan Kesehatan, Biro Advokasi dan Gender hadir sebagai ruang pengabdian dan penyadaran yang berorientasi pada kerja-kerja sosial serta kepekaan terhadap isu-isu kemanusiaan. Biro ini memiliki peran penting dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang membutuhkan pendampingan, sekaligus menjadi kanal edukasi kritis terkait persoalan kesetaraan, keadilan, dan kemanusiaan. Dengan spirit humanis, biro ini mendorong kader untuk tidak hanya berpikir, tetapi juga bertindak nyata di tengah kehidupan sosial.
Fokus kerja dari Biro Advokasi dan Gender terbagi dalam dua ranah utama, yaitu advokasi dan gender. Di bidang advokasi, biro ini berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat atau kelompok yang membutuhkan pendampingan, terutama dalam memahami dan menghadapi persoalan sosial yang berkaitan dengan keilmuan kader PMII Rayon Psikes, seperti isu-isu psikologis dan permasalahan gizi. Melalui pendekatan yang humanis dan solutif, advokasi menjadi bentuk nyata dari keberpihakan organisasi terhadap mereka yang terpinggirkan atau mengalami ketidakadilan sosial.
Sementara itu, pada bidang gender, biro ini menjadi ruang diskusi, edukasi, serta penggerak kesadaran akan pentingnya kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan. Kajian-kajian tentang peran gender, stereotip sosial, marginalisasi perempuan, hingga isu-isu kontemporer terkait feminisme dan keadilan berbasis gender menjadi bagian penting dari kerja biro ini. Kesadaran gender bukan hanya tentang perempuan semata, tetapi tentang memperjuangkan ruang yang adil dan setara bagi semua, tanpa memandang latar belakang maupun identitas sosial.
Dengan menggabungkan kerja advokasi dan kesadaran gender, Biro Advokasi dan Gender tidak hanya menjadi pelengkap biro struktural, melainkan menjadi wajah keberpihakan PMII terhadap keadilan sosial dan kemanusiaan. Kader-kader yang terlibat dalam biro ini dituntut untuk memiliki kepekaan sosial yang tinggi, keberanian dalam menyuarakan kebenaran, serta kemampuan untuk membangun dialog kritis di tengah kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Biro ini mengajarkan bahwa pergerakan bukan hanya soal gagasan, tetapi juga soal keberanian untuk berpihak dan bergerak bersama mereka yang membutuhkan.